A. ANALISIS PASANG SURUT
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai
fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari
dan bulan terhadap massa air laut dibumi. Meskipun massa di bulan jauh lebih
dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari pada
pengaruh gaya tarik matahari.
Pengetahuan
pasang surut sangat penting di dalam perencanaan pelabuhan. Elevasi muka air
tertinggi (pasang) dan terendah (surut) sangat penting untuk merencanakan
baengunan-bangunan pelabuhan. Sebagai contoh, elevasi puncak bangunan pemecah
gelombang, dermaga, dsb. Ditentukan oleh elevasi muka air pasang, sementara
kedalaman alur pelayaran/pelabuhan ditentukan oleh muka air surut. Tinggi
pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan
air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah
waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air rerata ke posisi yang
sama berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam 25 menit atau 24 jam 50
menit, yang tergantung pada tipe pasang surut. Periode pada muka air naik disebut pasang, sedang pada
saat sir turun disebut surut.
Variasi
muka air menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut, yang
mengangkut massa air dalam jumlah sangat besar. Arus pasang terjadi pada waktu
periode pasang dan arus surut terjadi pada periode air surut. Titik balik
(slack) adalah saat dimana arus berbalik antara arus pasang dan arus surut.
Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air tertinggi dan muka air
terendah. Pada saat tersebut kecepatan arus adalah nol.
Bentuk
pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu hari
dapat terjadi satu kali pasang surut. Secara umum pasang surut di berbagai
daerah dapat dibedakan empat tipe, yaitu pasang surut harian tunggal (diurnal
tide), harian ganda (semidiurnal tide) dan dua jenis campuran.
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu
hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang
hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Tipe
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terdapat
di selat Malaka sampai laut Andaman.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu
hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut dengan periode pasang
surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan
selat Karimata.
3.
Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevelailing
semidiurnal tide)
Dalam satu
hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan dan
periodenya berbeda. Pasang surut jenis ini banyak terdapat di perairan
Indonesia Timur.
4.
Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevelailing
diurnal tide)
Pada tipe ini, dalam satu hari terjadi satu
kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara
waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang
sangat berbeda. Pasang surut jenis ini terdapat selat Kalimantan
dan pantai utara Jawa Barat.
Mengingat elevasi di laut selalu berubah
satiap saat, maka diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan berdasar data pasang
surut, yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pelabuhan.
Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut :
- Muka air tinggi (high water level), muka air
tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang
surut.
- Muka air rendah (low water level), kedudukan air
terendah yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.
- Muka air tinggi rerata (mean high water level,
MHWL), adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
- Muka air rendah rerata (mean low water level,
MLWL), adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
- Muka air laut rerata (mean sea level, MSL),
adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah
rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referansi untuk elevasi di daratan.
- Muka air tinggi tertinggi (highest high water level,
HHWL), adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan
mati.
- Muka air rendah terendah (lowest low water level,
LLWL), adalah air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
- Higher high water level,
adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti dalam
pasang surut tipe campuran.
- Lower low water level, adalah air
terendah dari dua air rendah dalam satu hari.
Pada umumnya sifat pasang surut di perairan
ditentukan dengan menggunakan rumus Formzahl, yang berbentuk :
F = K1+O1 / M2+S2 ……..
dimana nilai Formzahl,
F = 0.00 – 0.25 ; pasut bertipe ganda (semi
diurnal)
F = 0.26 – 1.50 ; pasut bertipe campuran
dengan tipe ganda yang menonjol
(mixed, mainly semi diurnal)
F = 1.51 – 3.00 ; pasut bertipe campuran
dengan tipe tunggal yang menonjol
(mixed, mainly diurnal)
F > 3.00 ; pasut bertipe ( diurnal)
O1 = unsur pasut tunggal utama
yang disebabkan oleh gaya
tarik bulan
K1
= unsur pasut tunggal yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
M2
= unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
S2
= unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
Metode
yang digunakan adalah metode Admiralty untuk mendapatkan konstanta harmonik
pada melalui persamaan pasang surut :
dimana:
A(t) = Amplitudo
A(t) = Amplitudo
So =
Tinggi muka air laut rata-rata (MSL)
An
= Amplitudo komponen harmonis pasang surut.
Gn
= Phase komponen pasang surut
n =
konstanta yang diperoleh dari hasil perhitungan astronomis
t = waktu
Penentuan tinggi dan rendahnya pasang surut
ditentukan dengan rumus-rumus sebagai berikut :
MSL = Z0 +
1,1 ( M2 + S2 )
DL = MSL –
Z0 MHWL = Z0 + (M2+S2)
HHWL =
Z0+(M2+S2)+(O1+K1)
MLWL =
Z0 – (M2+S2)
LLWL =
Z0-(M2+S2)-(O1+K1) .
HAT =
Z0 + åAi
= Z0 +
(M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)
LAT =
Z0 – åAi
= Z0 –
(M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)
dimana
:
MSL =
Muka air laut rerata (mean sea level ), adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.
Elevasi ini digunakan sebagai
referensi untuk elevasi di daratan
MHWL =
Muka air tinggi rerata (mean high water level), adalah rerata dari muka
air tinggi selama periode 19 tahun
HHWL =
Muka air tinggi tertinggi (highest high water level), adalah air
tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati
MLWL =
Muka air rendah rerata (mean low water level), adalah rerata dari muka
air rendah selama periode 19 tahun
LLWL = Air
rendah terendah (lowest low water level), adalah air terendah pada saat
pasang surut purnama atau bulan mati
DL = Datum
level
HAT =
Tinggi pasang surut
LAT =
Rendah pasang surut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar